Kamis, 15 Maret 2012

Kata Hati

Apa yang kau lakukan, berdiri didepan Masjid walau suara adzan telah terhenti ?

Tak luaskah Masjid di dekatmu hingga kau berlari ke Masjid ini. Masjid yang sedang direnovasi. Bukankah Masjid yang lain lebih baik. Lebih segalanya dari Masjid ini.

Sadarkah ini konyol?

Kau menunggu dia, dia yang sekarang membuatmu terus menanti dan berharap waktu akan mempertemukan kalian. Kalian yang dulu disini berbagi duka sedikit suka. Karena kau selalu merengek dan menangis dipundaknya. Dan kau tersadar saat dia tak nampak lagi. Semua yang dia lakukan ternyata sangat berarti. Ah kau lucu, dimanakah hatimu 3 tahun lalu mengapa kini kau baru menyadarinya? Kau telat.

Memang Adzan itu mampu mengundangmu tapi bukan kalian. Dia telah pergi jauh, jauh walau dekat, kau tak kan punya nyali untuk menyusulnya karena dia pergi bersama pendampingnya. Pendamping seumur hidup. Kau jangan berharap bisa tersemat walaupun hanya lewat diotaknya. Dia punya kehidupan dan kau bukan hidupnya.

Kau sesak bukan? Menunggu termangu tanpa ada harapan.

Ini salahmu bukan salahnya. kau yang memutuskan untuk menggantungkan harapan itu sampai dia lelah menungggu tanpa kepastian. Dan kini dia menemukan seseorang yang membuatnya tersenyum tanpamu.

Pernahkah kau berpikir semua yang dilakukannya, untukmu? Walau kau acuhkan dan tak mau peduli.

Cinta sendirian, bahagia dan menderita sendiri. Saat pipimu merah dan hatimu berdegup kencang, kau sembunyi di ujung shaf. Dan saat dirinya menawarkan diri menjadi imammu, kau malah membalikan muka seakan tak terjadi apa-apa.

Kau menyesal, ah kau memang selalu begitu. (Yuli)

0 komentar:

Posting Komentar