Jumat, 30 Maret 2012

Pernikahan

Aku beronje melati dan kau berpeci
Kita disaksikan pasang-pasang mata
Akad kau ucap mantap
Bahagia yang meluap-luap; barokallah

Hari itu lunas penantian
Bermahar ikhtiar yang tak putus
Setengah dien digenapkan

Rabu, 28 Maret 2012

Menjemputku

Anyir! Uh… Perutku berontak.

Hidungku tak berfungsi. Mataku merasa jijik.

***

Detak jantungku kembali hadir, berdegup keras. Tak ada jeda yang membatasi, tak ada sunyi menyelimuti.

Hanya suara itu. Ya, suara itu. Masih bernyawa.

Aku beranjak, meninggalkan tempat itu. Lambat laun, hanya menyisakan fatamorgana.

Aku sudah merasa sedikit tenang. Suara itu sudah pergi, semoga tak hadir kembali.

Ringan sekali tubuhku, aku melihat kuning, putih dan…gelap.

***

Kamis, 22 Maret 2012

Mural

Lavi merasa terus diperhatikan. Ia tahu Fado tengah memasang mata padanya dari balik netbook.

Dengan membawa sebuah buku bersampul warna-warni, Lavi duduk di depan meja Fado, berhadapan. Fado memalingkan wajah dari netbooknya, santai.

“Buku apa?” Fado bertanya dan membaca sendiri buku yang dipegang Lavi.

Lavi yang sedang tidak bersemangat menarik tangannya dari buku itu, tapi Fado meraihnya.

“Vi, mau ya jadi pacarku,” Fado bertanya serampangan. Perpustakaan lengang.

Namanya Atau Namaku?

Pukul 06.30, pagi itu Hyun dan temannya, Rani berangkat sekolah untuk pertama kalinya. Ia merasa senang karena bisa masuk SMP setelah setahun lalu belajar di SD. Dalam benaknya, di sekolah barunya itu, ia akan menemui teman-teman yang lebih usia daripadanya dan memiliki pemikiran yang lebih dewasa. Pemikiran seperti ini hanya ada pada anak yang pandai seperti Hyun.

Hyun dan Rani disambut gembira oleh kakak-kakak kelas dan teman-teman mereka. Seorang kakak perempuan yang terlihat ramah ingin mengenal Hyun.

“Namanya siapa?” tanya kakak itu.

Sahabat

Sahabat
Sahabat…datanglah dalam mimpiku
Saat kelam menyuram,
saat ku tenggelam dalam gelap malam.

Sahabat
jelma aku jadi dirimu!
Sematkanlah…taburkanlah
Sifatmu yang buatku iri
Padamu.

Sahabat
Tegarmu…mengajariku arti
Kehidupan.
Dalam sakit kau bangkit!
Meski ajal kau jelang…
Tetap, jemarimu menari indah
Menorehkan asa
Hingga aku terdiam, dan terbungkam!

Minggu, 18 Maret 2012

Hijabku

Hari pertama aku memakai jilbab memang terasa sangat aneh. Orang-orang di sekelilingku menatapku dengan tatapan tidak suka. Aku mengerti tentang apa yang ada di fikiran mereka. Mereka tak tahu persis apa yang telah kualami setahun yang lalu.

Berawal dari sebuah tragedi di Alun-Alun yang terletak di jantung kota Perwira. Siang itu aku termenung dengan satu mimpi yang tak pernah kubayangkan. Mimpi yang sudah menghantuiku selama sepekan terakhir ini. Mimpi yang sama, dan yang membuatku terbangun di jam yang sama. Entah mengapa bisikan itu sangat kuat.

"Kau adalah hamba-Nya yang hina! Tutupilah auratmu atau enyahlah dari bumi Allah!" Aku tersentak. "Siapa kamu?" tanyaku pada suara aneh itu. "Kau adalah hamba-Nya yang hina! Tutupilah auratmu atau enyahlah dari bumi Allah!" suara itu kembali mengulangi perkataannya.

Sabtu, 17 Maret 2012

Lihat Aku!


Saat itu, masih berbekas di otakku
Tangis dan rindu menyatu
Rasa marah dan masih membelenggu
Cinta dan benci, datang beradu!



Mungkin mataku buta
Atau mata hatiku yang buta?
Entahlah, aku ya aku
Tak mau dimadu!



Majulah, jangan kau menyeberang
Lihat aku! Jangan kau hiraukan
Lihat aku! Yang setia menunggu
Lihat aku! Yang bodoh karenamu
(Yubni)

Jumat, 16 Maret 2012

Diantara

Menjauh, hanya tertinggal janji anyir menemani sesak nafasku
Sepertinya angin barat telah menghapus ingatanmu
Mengasing, tepikan hati  menyerapahi  kebersamaan ini
Kau tak mengenal aku
Sosok pecundang yang selama ini menemanimu

Agum mengambil gitar usangnya diatas ranjang kamar, dia tengah membuat sebuah lagu seperti biasa. Nada petikan senar gitarnya masih terdengar acak-acakan, sebentar berbunyi, lalu berhenti, sembari merangkai tautan kata dari otaknya.  

Kamis, 15 Maret 2012

Kata Hati

Apa yang kau lakukan, berdiri didepan Masjid walau suara adzan telah terhenti ?

Tak luaskah Masjid di dekatmu hingga kau berlari ke Masjid ini. Masjid yang sedang direnovasi. Bukankah Masjid yang lain lebih baik. Lebih segalanya dari Masjid ini.

Sadarkah ini konyol?

Kau menunggu dia, dia yang sekarang membuatmu terus menanti dan berharap waktu akan mempertemukan kalian. Kalian yang dulu disini berbagi duka sedikit suka. Karena kau selalu merengek dan menangis dipundaknya. Dan kau tersadar saat dia tak nampak lagi. Semua yang dia lakukan ternyata sangat berarti. Ah kau lucu, dimanakah hatimu 3 tahun lalu mengapa kini kau baru menyadarinya? Kau telat.

Terdampar

Di pantai mana aku terdampar?
ingin berjalan,
namun tak kulihat arah tepat,
inginnya berpacu angin!
tapi,
apa ia akan membawaku pada tujuku.

Senin, 12 Maret 2012

Hati Itu Seperti Bau

Seorang pemuda yang sejak kecil selalu berbuat baik, tidak pernah berbohong, apalagi untuk sebuah kejahatan, melakukan hal yang menurutnya adalah sebuah kejahatan, dosa terbesar dalam hidupnya. Hatinya merasa gelisah memikirkan hal itu, berhari-hari dia selalu dihantui rasa berdosa. Hingga suatu hari, ia pergi ke sebuah sungai, mencoba membuang rasa bersalahnya.

Sungai yang indah, udara sejuk, air jernih, bebatuan yang menghiasinya sedikit menghilangkan rasa bersalahnya. Namun dalam benaknya tetap memikirkan apa yang telah ia perbuat. Ia kurang berhati-hati dalam berlaku. 

Beberapa saat kemudian, datang seorang kakek. Kakek itu menghampiri sang pemuda.

Main Terka


Aku menyimpan segurat wajah
Sudah sering kugurah
Tak tahunya semalam muncul di mimpi
Mimpi yang sulit dikendali
Berlari sana-sini          
Bicara itu-ini
Menyenangkan tapi takut-takut

Minggu, 11 Maret 2012

Bukan Dimana, Tapi Bagaimana

Kelas Menulis Purbalingga pindahan. Pindahan yang tanpa membawa apapun kecuali semangat tetap menulis dan berkarya.

Sekarang kami menempati markas baru bersama CLC Purbalingga di Jl. D.I. Pandjaitan (Depan Depag-Pasar Mandiri) Purbalingga. Tempat yang merupakan eks-rumah makan itu sedang dipugar menjadi café baru dan rencananya akan dibuatkan juga ruang serta perpustakaan yang lebih representatif.