Selasa, 18 Desember 2012

Denting Seruni

Suara langkah kaki itu semakin cepat. Alas sepatu yang keras membuat bunyi yang cukup nyaring. Kedua tangan kurusku mendekap erat kedua kakiku. Berharap dapat meredam gemetar hebat tubuhku. Suara itu semakin mendekat. Tuhan, aku mohon jangan biarkan dia menemukanku. Jangan biarkan hal mengerikan itu terjadi padaku.
            BRAK!!! Keringat dingin makin deras membasahi tubuhku. Lemari kayu tempat aku bersembunyi serasa menjadi transparan. Rasa takutku kian membuncah. Langkah kaki itu mantap mendekat dengan tempatku meringkuk sekarang.
            “Asep! Sudahlah. Lupakan saja cewek sialan itu.” Suara seorang laki-laki memanggilnya. Mungkin kawannya. Aku tidak peduli siapa laki-laki yang memanggilnya. Yang aku harapkan sekarang laki-laki bajingan bernama Asep itu meninggalkan ruangan ini segera. Melupakan keberadaanku dan tak pernah muncul di depanku lagi.
            “Si bagong mbawa cewek baru lagi. Lebih sip,” lanjut laki-laki tadi. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, laki-laki bernama Asep itu berjalan menjauh. Walau perlahan, namun aku yakin dia keluar dari ruangan ini.
***