Menyenangkan
melihat kolam air
Ia jujur,
tidak mudah diplintir
Menampilkan
apa yang hadir
Jika baik
maka jernih, jika buruk maka anyir
Sayang, air
di kolam besar itu keruh
Padahal
dekat orang paling berpengaruh
Duh, apa
beliau tidak tersentuh
Pada
wajah-wajah yang terefleksikan lusuh?
Di air
kolam itu
Anak-anak
cemberut seperti tidak bisa menggambar masa depannya
Gadis-gadis
muram seperti kehilangan janji cintanya
Yang lain
melongok putus asa
Sehingga
tersimpulkan kota ini rusuh
Sibuk
mengejar, lupa merawat
Simpulan
kasar dari kolam terabaikan
Tapi air
tidak pernah bohong, bukan?
--------------------------------------------------
Puisi yang
terinspirasi dari kolam air mancur di depan Perpustakaan Daerah Purbalingga.
Airnya keruh, hijau kehitaman juga ada sampahnya. Nggak enak banget dilihat.
Makanya
lebih suka lihat air mancurnya yang menyembur beberapa kali daripada melongok
ke kolamnya. Tapi tetap saja terasa ironis.
Lha wong kolam yang masih di kompleks Bupati
Purbalingga itu kok bisa tak terawat begitu. Mbok kalau mau, gampang tinggal nyuruh orang buat ngebersihin?
See? Orang besar memang suka melupakan hal-hal
kecil. Padahal hal-hal kecil seperti itu bukan tidak berarti sama sekali, kan? (Alfy Aulia)
*Foto menyusul
2 komentar:
ndag bisa nyumbang tulisan :v
(tolong Mas/Mba admin, setting lagi blog ini)
silahkan emailkan ke maksapurbalingga@gmail.com :)
Posting Komentar