Sabtu, 06 Oktober 2012

Kolam Keruh

Menyenangkan melihat kolam air
Ia jujur, tidak mudah diplintir
Menampilkan apa yang hadir
Jika baik maka jernih, jika buruk maka anyir

Sayang, air di kolam besar itu keruh
Padahal dekat orang paling berpengaruh
Duh, apa beliau tidak tersentuh
Pada wajah-wajah yang terefleksikan lusuh?

Di air kolam itu
Anak-anak cemberut seperti tidak bisa menggambar masa depannya
Gadis-gadis muram seperti kehilangan janji cintanya
Yang lain melongok putus asa

Sehingga tersimpulkan kota ini rusuh
Sibuk mengejar, lupa merawat
Simpulan kasar dari kolam terabaikan
Tapi air tidak pernah bohong, bukan?
--------------------------------------------------

Puisi yang terinspirasi dari kolam air mancur di depan Perpustakaan Daerah Purbalingga. Airnya keruh, hijau kehitaman juga ada sampahnya. Nggak enak banget dilihat.

Makanya lebih suka lihat air mancurnya yang menyembur beberapa kali daripada melongok ke kolamnya. Tapi tetap saja terasa ironis.

Lha wong kolam yang masih di kompleks Bupati Purbalingga itu kok bisa tak terawat begitu. Mbok kalau mau, gampang tinggal nyuruh orang buat ngebersihin?

See? Orang besar memang suka melupakan hal-hal kecil. Padahal hal-hal kecil seperti itu bukan tidak berarti sama sekali, kan? (Alfy Aulia)

*Foto menyusul

2 komentar:

Unknown mengatakan...

ndag bisa nyumbang tulisan :v
(tolong Mas/Mba admin, setting lagi blog ini)

MAKSA! mengatakan...

silahkan emailkan ke maksapurbalingga@gmail.com :)

Posting Komentar