Minggu, 16 Juni 2013

Membaca Dimensi


Satu lagi mentor terbang yang kembali didatangkan di Kelas Menulis Purbalingga. Agustav Triono atau disapa Kang Gustav. Puisi menjadi topik menarik pada pertemuan kali ini. Lalu bagaimana teman-teman Kelas Menulis Purbalingga belajar untuk mengenal puisi?

Bagi beberapa anggota Kelas Menulis, puisi belum terlalu akrab dalam list karya-karya mereka. Masih berputar pada cerita pendek, ataupun novel. Apalagi dengan tokoh-tokoh penyairnya. "Paling puisi 'Aku ini binatang lajang' punya Chairil Anwar," kata Mamas Bangkit mengundang tawa teman-teman.

Kang Gustav memperkenalkan tentang W.S Rendra, Sutardji Calozoum Bachri, Gunawan Muhammad, Afrizal Malna, Chairil Anwar, dan Samsul Bakhri sebagai tokoh yang menurutnya adalah benar-benar penyair.

"Puisi itu bukan cuma curhat" begitu pesan Kang Gustav yang juga aktif dalam seni teater ini. "Penyair memiliki hak istimewa untuk memperindah sebuah kata sesuai dengan keinginannya, dan boleh saja membuat kata baru," tambahnya.

Puisi identik dengan kata-kata indah, mendayu dan penuh dengan perumpamaan, namun hal itu tidak wajib untuk diikuti oleh seorang penyair. Pun tema puisi tidak sekedar berputar pada cinta. Tak sedikit pula puisi yang memiliki gaya bahasa lebih gamblang, dan jujur dalam mengungkapkan pesannya bahkan cenderung berani. Hal itu sempat di ungkapkan oleh Bangkit Wismo.

Di sela-sela perbincangan, anggota Kelas Menulis Purbalingga membacakan sebuah puisi yang mereka pilih sesuai keinginannya, Mamas Bangkit Wismo pun tidak ingin ketinggalan untuk membacakan puisi 'Koruptif' yang ia buat sebagai luapan emosinya. Selain itu Feri, salah satu anggota lama yang baru telihat, juga sempat membacakan puisi yang pernah ia buat.

Kepekaan dan membaca masih menjadi hal utama yang harus dimiliki oleh para penulis. "Membuka dimensi" kata Bangkit Wismo.

Keseruan sharing-sharing kali ini ditutup dengan sedikit cerita yang terkorek dari puisi pertama yang dibuat oleh Kang Gustav. Puisi bertemakan kekagumannya terhadap seseorang. Bahkan Kang Gustaf menggambarkan perasaannya saat menulis puisi tersebut.

Seperti itulah keasyikan pertemuan ke-4 di Kelas Menulis Purbalingga Minggu (9/6) di markas CLC Purbalingga. Bulan Juni ini akan mengupas habis tentang puisi. Dan pastinya bulang ramadhan besok akan semakin seru dengan seribu tulisan karya teman-teman Kelas Menulis Purbalingga.
Keep writing! [Anggar D.A Putri]

0 komentar:

Posting Komentar