Penasaran dengan puisi-puisi dari teman-teman Kelas Menulis Purbalingga yang dibacakan saat Pentas Puisi; Perempuan Kuru Berbaju Biru? Ini dia beberapa puisi mereka.
Rasakan gregetnya!
Sang Pemuja
Akulah sang pemujaBukan pada cinta ataupun berhalaMelainkan…pada mesin-mesin yang memecahkan gendang telinga…Pada tembaga dan bahan kimia yang merusak paru-parukuKusembah kau layaknya TuhankuMenjadi robot bernyawa sepanjang waktuKarena aku tak berilmuRumah bata telah berdiri, sepeda motorpun telah kubeliKurang apa lagi ?Semua kebutuhan telah tercukupi hanya 1 yang terlewatkan, pendidikan.Aku tak peduliBanyak orang bilang aku di eksploitasiDimana loyalitas dan dedikasiku sama sekali tak berartiAh…. aku tak mau tahu, apalagi janji para petinggiSenja nanti anak cucuku turut memujamuMengikuti jejak langkahkuMengagungkan mesin dan tembagaJangan salahkanKarena ini sebuah tradisi, Buruh beranak buruh(Yuli Widyaningsih)
Kasmaran
Mas Tono yang paling Siti sayang
Yang setiap malam menjemputku pulangYang suka mengajakku menghitung lampu jalanTolong bersabar untukku, MasSabarlah meski orang bilang macam-macamMeski orang meragukanAku tetap sayang Mas seorangLebih dari helaian rambut yang kukait tiap hariCintaku mantep di hatimuLebih dari jam-jam lembur malamSayangku 30 jam sehari untukmuAku ingin jadi istrimu, MasMeski begini adanyaAku buruh rambut, kau buruh taniAku miskin, kau pas-pasanAh, asal kita saling berusahaAku ingin menikah denganmu, MasMeski orang tua belum menyanggupiMeski tabungan kita masih sedikit sekaliYang penting tidak hutang sana-siniAku ingin punya anak darimu, MasYang punya mata teduh sepertimuAku ingin melihatnya sekolahJauh, jauh di atas kita yang hanya menengah pertamaMas Tono, berjanjilah setia dengan SitiJangan kawin cerai kayak selebritiMeski kita cekcok, sehari harus kembali cocokMeski semua serba sulit, kita harus tetap jujurMas Tono, I love you full.(Alfy Aulia)
0 komentar:
Posting Komentar